Pages

Senin, 06 Mei 2013

A Story About The Unsung Heroes..

Unsung Hero..
Pahlawan semenjana, dia yang berjasa besar namun namanya tak pernah disebut..
Dia yang berada di balik layar cerita romantisme sebuah perjuangan..
Dia yang tak lelah, tak berhenti memainkan peranannya, walau namanya tak tercantum di akhir cerita..

Satu Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Saat di masa sekolah dialah guru, yang mengajarkan semua ilmu, mendidik kita dengan keras, tulus, walau gajinya tak kunjung naik. Walau anak didiknya kelak nanti mungkin saja bisa jadi pemimpin negara ini.

Jaman gue bocah dulu, guru mendidiknya gak maen2, pake cara keras, yang namanya dicubit, disetrap, sampe digebuk pake mistar kayu yang panjangnya 1 meter udah kenyang gua rasakan. Semua itu murni karena kuatnya keinginan para guru agar muridnya jadi orang yang taat, tidak berbuat menyalahi aturan. Dihukum guru di sekolah, kalau kita adukan ke ortu di rumah, malah tambah dihukum. Karena gak mungkin guru menghukum kita kalau kita gak berbuat salah.

Coba jaman sekarang..

Bocah sekarang kalo dihukum di sekolah, ngadu nangis ke rumah, emak atau bapaknya mencak2 datang ke sekolah bawa golok, sampe ngadu ke polisi segala, padahal ya itu tadi, guru gak menghukum kalo gak ada kesalahan. Akibatnya liat aja sekarang, pelajar2 kita berjiwa manja, mentalnya mental tempe. Kenakalannya menjadi-jadi. Ya tawuran, ya narkoba, ya seks bebas, sampe protes UN supaya dihapuskan karena takut gak lulus. Gundulmu. Makanya belajar dari jauh2 hari, jangan 2 minggu menjelang ujian. Lagian udah rahasia umum kalo UN itu nantinya kita dibantu sama pihak Guru sendiri, dikasih lembar jawaban.

Dan kalo udah lulus, lupa deh sama gurunya. Padahal udah dibantuin lulus loh.

Angkat topi untuk perjuangan para guru. Semoga pemerintah lebih memperhatikan kesejahteraan mereka.


Lepas dari jaman sekolah, lanjut lagi ke era kuliah dan seterusnya.

Yang kuliahnya di luar kampung halaman ya pasti ngekost.

Dan di masa-masa menjadi anak kost inilah, kita bertemu lagi dengan satu lagi Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Another unsung hero in our life..

Dia bernama mi instan.

Ya. Mi instan. Kamu gak salah baca dan gue gak salah ketik. Mi instan. Eh, yang benar itu Mie atau Mi sih? Gak ngerti sama fungsi huruf 'E' di ujung kata mie itu. Ah, forget it. Kenapa gue memasukkan makanan di postingan ini? jelas kamu udah jadi orang yang lupa cara berterima kasih. Mi instan udah menyelamatkan kamu dari bahaya mati kelaparan di ujung bulan. Udah berapa kali gak keitung. Murah meriah, tapi kenyangnya memang nanggung. Makan 1 kurang, makan 2 mau muntah.

Tapi mi ini emang rada nyebelin. Dari bungkusnya aja udah PHP banget. Di bungkusnya terlihat mi yang udah siap santap lengkap dengan telor mata sapi, kacang polong, ayam goreng dan udang. Tapi apa yang kita dapat begitu buka bungkusnya? Mi mentah, bumbu, kecap, minyak, dan kekecewaan karena udah excited sama gambar di bungkusnya. Gak percaya? nih liat.

ini bungkusnya

 dan ini yang kita dapatkan...

Ya. Benar. tapi kita kudu tetap menghargai jasa benda satu ini. This damn thing saved your life. Countless times.Semua orang suka. Harganya terjangkau. Gak kenal usia, status sosial, bahkan ras atau agama. Pahlawan bagi mahasiswa yang ngekost tapi namanya gak dicantumin di lembar persembahan skripsi. Bahkan jingle iklannya sampe dipake Pak Presiden saat kampanye.

 dan Bung Karno bilang, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya..

Yak kalo gue harus nyebut merek ya Indomie memang udah melekat di kehidupan sehari2. Kayak bukan makan mi kalo bukan Indomie. Gak. Gue gak lagi promosi. Gue hanya sedang jujur. Dan varian favorit gue dari  Indomie adalah...

don't ask me why.. :P
Seharusnya hari ulang tahun Indomie dijadikan hari libur nasional. Indomie udah jadi pahlawan bagi semua anak kost di seluruh penjuru negeri. Menyelamatkan jiwa-jiwa yang kelaparan di akhir bulan dan di malam hari. It's a watchful protector, a silent guardian. A dark knight.
Penemu Indomie, siapapun anda, anda layak masuk surga.. Temuan anda telah menjadi amal jariyah :')

Terimakasih Indomie. You saved my life. I love you.

1 komentar:

  1. Wah, bener tuh, saya ngerasain gimana kilernya guru-guru zaman dulu. Orang tua juga rela apapun perlakuan guru supaya kita taat aturan dan jadi SDM yang bermanfaat nantinya...
    Sekarang justru menyedihkan :'(

    BalasHapus